APBN Pendidikan 2026: MBG vs Kesejahteraan Guru
Analisis Anggaran Pendidikan Tahun 2026 sebesar Rp757,8 Triliun
1. Pendahuluan
Anggaran Pendidikan tahun 2026 kembali mencatat rekor dengan total mencapai Rp757,8 triliun. Angka ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap dunia pendidikan, sekaligus menegaskan posisi sektor ini sebagai prioritas nasional. Namun, di balik angka yang fantastis tersebut, terdapat perdebatan hangat mengenai proporsi alokasi, khususnya antara program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan peningkatan kesejahteraan guru.
Artikel ini mencoba mengurai bagaimana alokasi APBN Pendidikan 2026 dibagi, apa dampaknya bagi peserta didik dan tenaga pendidik, serta kritik maupun harapan dari berbagai kalangan.
2. Prioritas Anggaran: MBG Mendominasi, Guru Dikesampingkan
Dari total Rp757,8 triliun, pemerintah mengalokasikan sebagian signifikan ke berbagai pos, terutama:
- MBG (Makan Bergizi Gratis): sekitar Rp335 triliun atau hampir 44% dari anggaran pendidikan.
- Kesejahteraan guru-dosen-tenaga pendidik: awalnya Rp178,7 triliun, kemudian direvisi menjadi Rp274,7 triliun.
- Sarana dan prasarana sekolah/kampus: Rp150,1 triliun untuk pembangunan dan renovasi.
Catatan: Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa alokasi langsung ke pendidik lebih besar dari yang diperkirakan, meskipun MBG tetap mendominasi dalam struktur anggaran.
3. Fokus Utama: MBG (Makan Bergizi Gratis)
Program MBG menjadi bintang utama dalam APBN Pendidikan 2026. Pemerintah menilai bahwa pemberian makanan bergizi gratis kepada siswa sekolah dasar hingga menengah merupakan strategi jangka panjang untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia.
Dengan anggaran mencapai Rp335 triliun, program ini diharapkan dapat menjangkau jutaan siswa di seluruh Indonesia. Selain mengatasi masalah gizi, MBG juga dianggap sebagai cara untuk meningkatkan kehadiran siswa di sekolah, mengurangi angka putus sekolah, dan memperbaiki konsentrasi belajar.
Kendati demikian, beberapa pengamat menilai porsi anggaran yang terlalu besar pada MBG membuat sektor lain, khususnya kesejahteraan guru, menjadi kurang proporsional.
4. Kesejahteraan Guru: Naik, Tapi Masih Tertinggal
Kesejahteraan guru, dosen, dan tenaga kependidikan mendapatkan porsi Rp274,7 triliun. Jumlah ini lebih besar dibandingkan proyeksi awal, tetapi tetap jauh lebih rendah dibandingkan MBG. Padahal, kesejahteraan guru sering disebut sebagai kunci kualitas pendidikan.
Banyak guru honorer di daerah yang masih menghadapi gaji di bawah standar, bahkan jauh dari upah minimum. Sementara itu, peningkatan tunjangan profesi guru PNS masih menghadapi persoalan ketepatan distribusi anggaran.
📖 Baca juga: Makna Kemerdekaan 80 Tahun
5. Sarana dan Prasarana: Pondasi Infrastruktur Pendidikan
Dengan alokasi Rp150,1 triliun, pemerintah berupaya memperkuat infrastruktur pendidikan. Anggaran ini difokuskan pada pembangunan sekolah baru, renovasi gedung rusak, dan modernisasi kampus. Selain itu, terdapat rencana untuk memperluas akses internet di sekolah-sekolah terpencil.
6. Kritik dan Pro-Kontra
Kebijakan MBG menuai pro dan kontra. Sebagian pihak menilai program ini strategis untuk jangka panjang, sementara pihak lain berpendapat bahwa anggaran sebesar itu seharusnya difokuskan pada guru. Guru adalah ujung tombak pendidikan, sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka otomatis berdampak pada kualitas belajar siswa.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa distribusi MBG di lapangan akan menghadapi masalah korupsi, penyalahgunaan anggaran, dan kualitas makanan yang tidak sesuai standar.
7. Rekomendasi Kebijakan
- Proporsi lebih adil: menyeimbangkan antara MBG dan kesejahteraan guru.
- Pengawasan ketat: mencegah kebocoran anggaran MBG di daerah.
- Peningkatan kesejahteraan guru honorer: agar setara dengan kontribusi mereka.
- Digitalisasi sekolah: memanfaatkan sebagian anggaran prasarana untuk teknologi pembelajaran.
📖 Baca juga: Download Gratis RPPM Deep Learning
8. Penutup
APBN Pendidikan 2026 sebesar Rp757,8 triliun mencerminkan keseriusan pemerintah dalam membangun masa depan bangsa. Namun, dominasi MBG menimbulkan diskusi tentang apakah strategi ini sudah tepat. Sementara program MBG memiliki dampak jangka panjang, peningkatan kesejahteraan guru tetap harus menjadi prioritas utama jika kualitas pendidikan ingin benar-benar meningkat.
Pada akhirnya, keseimbangan antara gizi yang baik bagi siswa dan kesejahteraan guru adalah kunci utama terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas. Tanpa guru yang sejahtera, program secanggih apapun akan sulit berjalan maksimal.
Posting Komentar
0Komentar